Jumat, 07 Oktober 2016

My King (2015)

imdb.com
Umumnya istri mengharapkan tiga hal ini kepada suaminya. Pertama, setia kepadanya. Kedua, memenuhi kebutuhan ekonominya. Ketiga, selalu memiliki waktu bersamanya. Apabila ketiga hal tadi tidak terpenuhi atau kurang salah satu niscaya rumah tangga riskan goyah.

Tony (Emmanuelle Bercot) mengalami kecelakaan saat berseluncur di bukit es yang membuatnya harus menjalani rehabilitasi di rumah sakit khusus penangan tulang. Selama rehabilitasi tersebut dia merenung kembali awal dan akhir hubungannya dengan Giorgio (Vincent Cassel): bagaimana permulaan dia jatuh cinta, memutuskan memiliki anak dan menikah, hingga hadirnya berbagai konflik yang memaksanya memilih jalan berpisah.

Plot yang demikian di atas sebetulnya telah umum diangkat ke sebuah film (bukan hal baru). Akan tetapi baru kali ini saya melihat─berkat performa jajaran aktor dan aktrisnya─antara penonton dan tokoh-tokoh di dalam film itu seakan tidak berjarak. Emmanuelle Bercot dan Vincent Cassel berhasil menghadirkan chemistry yang membuat saya merasa they are truly couple. Sama sekali tidak terlihat bahwa itu akting, including sexual scenes.

rottentomatoes.com
Keberhasilan para aktor dan aktris tersebut tidak terlepas dari naskah apik garapan Etienne Comar dan Maiwenn. Sepanjang 120 menit kita akan menemukan dialog-dialog yang segar, cerdas, dan penuh humoris. Salah satu favorit saya saat Tony menginginkan hubungan yang statis bukan fluktuatif  dengan menggerakan tangannya secara horisontal kepada Giorgio. Dan tahu apa yang dijawab Giorgio, “Seperti elektrokardiogram, hah? Kalau kita lurus saja itu berarti kita mati.” Wow!

Selain itu, film ini juga menyuguhkan banyak gambar yang bagus sebagai bukti keseriusan sang sutradara, Maiwenn. Ada satu adegan Tony dan Giorgio menggendong buah hati mereka untuk pertama kali pasca persalinan. Terus terang saja dalam adegan tersebut saya terkesima, bagaimana mungkin Maiwenn bisa mendapatkan ekpresi sang bayi yang masih kagok melihat ayah dan ibunya. Really, that scene make me want kids.

fmovies.to
Terlepas dari ending-nya yang kurang memuaskan (menimbulkan multitafsir: apakah mereka rujuk kembali atau tidak?), saya memberi bintang lima (sempurna) kepada film ini. Bukan disebabkan saya pencinta drama, melainkan film ini telah memenuhi semua indikator penilaian. Bahkan, keselarasan naskah dengan implementasi akting dari aktor dan aktrisnya menjadi nilai tambah. Sehabis menyaksikan My King (2015) saya menjadi berpikir, apakah mungkin aktor dan aktris Indonesia mampu membangun chemistry layaknya Bercot dan Cassel dalam kultur negara yang menjunjung nilai-nilai kesopanan? Mungkin sulit, tapi bukan mustahil.

My King (2015) dapat ditonton streaming di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar